ROBOT
NURSE (ROBOT PERAWAT)
____________________________________________________________________________Abstrak
Makalah
ini menggambarkan mengenai teknologi robot dalam dunia keperawatan. Robot
perawat
atau robot nurse saat ini telah berkembang pesat bahkan sudah didesain
untuk bisa
berinteraksi
dengan manusia dengan special setting misalnya lansia atau pasien dengan
kelumpuhan.
Robot robot ini didesain untuk bisa aman digunakan,terjangkau harganya dan
dilengkapi
berbagai alat sensor untuk bisa membedakan user mereka dan melakukan
instruksi
yang diberikan tanpa salah. Robot nurse terbaru yang sedang dikembangkan
tidak
hanya
berupa robot yang menyediakan bantuan kepada pasien melalui kontak fisik saja (
contact
assistive robotics ) atau robot yang bisa menghibur (social interactive robotics
)
namun
juga robot yang berfokus untuk membantu manusia dalam berinteraksi sosial
(socially
assistive robotics). Makalah ini mencoba melihat awal mula penggunaan robot
perawat,
penggunaan robot perawat dalam asuhan keperawatan dan dampak yang
ditimbulkan
akibat penggunaan robot perawat dalam dunia keperawatan.
Keyword:
robot perawat, asuhan keperawatan,untung rugi
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Tujuan
dari penggunaan robot sebagai alat bantu untuk tugas rutinitas dalam ruangan
menjadi
mimpi manusia diawal penciptaannya.Pada periode delapan dekade setelah
manusia
bermimpi pertama kali tentang robot,sekarang sudah banyak diciptakan robot
yang
bisa dipekerjakan dibeberapa tempat khusus seperti rumah, departement stores
dan
rumah
sakit (Ali meghdari et.al, 2004)
Sebuah
robot dalam dunia kesehatan saat ini mampu didesain untuk memberikan berbagai
macam
tindakan seperti pembedahan dan intervensional dalam tindakan operasi,
pengganti
kekurangan
atau melengkapi fungsi tubuh yang hilang, penyembuhan dan rehabilitasi,
terapi
behavioral,pemenuhan kebutuhan perseorangan dalam populasi khusus dan promosi
kesehatan
(Maja Mataric et al,2008).
Robot
perawat atau robot nurse adalah robot yang awalnya diciptakan untuk
membantu
manajemen
asuhan keperawatan di nursing home. Penamaan Robot nurse tidak
didasarkan
pada
taksonomi tertentu,biasanya lebih mengacu pada fungsi atau processor yang
tertanam
didalamnya
seperti RIBA (Robot for Interactive Body Assistance),HARO (Human
Assist
Robot).
Kedua robot tersebut merupakan robot produksi Jepang. Seperti diketahui selama
ini,
Jepang merupakan negara maju dengan tingkat kelahiran rendah serta harapan
hidup
tinggi,
sehingga dibutuhkan tenaga untuk membantu para lansia. Oleh karena itu, Jepang
memilih
menggunakan robot untuk menggantikan peran perawat dalam mengurus kaum
lansia. (www.detiknet.com,29 Maret 2009)
Penggunaan
robot perawat saat ini bahkan sudah mulai menggantikan tugas perawat dalam
tempat
spesifik seperti ruang operasi dengan diciptakannya robot scrub nurse
untuk
pembedahan
laparoscopi yang dapat memberikan dan mengambil forsep sesuai dengan
perintah
dokter bedah (Kazuto Takashima et.al,2008).
Hal
ini tentu saja menimbulkan polemik dalam dunia keperawatan sendiri karena akan
berpengaruh
pada kondisi ketrampilan perawat, finansial, lapangan kerja dan mutu dari
asuhan
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk biopsikososiospiritual
yang
holistik.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka pada pada makalah ini penulis ingin
memberikan
gambaran tentang robot perawat beserta untung dan ruginya dalam dunia
keperawatan
2.
Kajian Literatur
2.1
Awal Mula Penciptaan Robot Nurse
Seiring
dengan perkembangan jaman, peningkatan kualitas hidup menjadi salah satu hal
yang
esensial buat manusia. Meningkatnya kualitas sistem dalam dunia kedokteran,
menjadikan
populasi lansia juga bertambah karena angka harapan hidup menjadi lebih
tinggi.
Namun dilain pihak, populasi yang mendukung kehidupan para lansia ini terus
berkurang.
Itu berarti bahwa para lansia akan menjadi seperti hidup sendiri dan kesepian
dalam
dunia modern. Situasi yang dialami para lansia ini juga sama dengan yang
dialami
para
penderita cacat sehingga dengan berkembangnya teknologi robotic mulailah
dikembangkan
sebuah robot yang mampu untuk mendukung para lansia dan orang cacat
tersebut
( Hyun Keun Park et.al,2006)
Negara
besar seperti Amerika dan Jepang adalah negera dengan populasi lansia yang
besar
sehingga
untuk menghadapi keterbatasan tenaga disektor kesehatan , dikembangkan
proyek
penciptaan robot untuk membantu pekerjaan dirumah dan membantu dalam
kehidupan
(Baltus et al 2003, Beck and Katcher 2003).
Awal
mula penciptaan robot nurse tidak langsung menyerupai manusia,namun lebih
dikembangkan
pada bentuk hewan sebagai teman setia untuk mengurangi kesepian dan
depresi
yang dialami oleh para lansia seperti PARO (robot binatang laut),TAMA (robot
kucing).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Shibata (2004) untuk menguji reaksi manusia
terhadap
robot interaktif (dalam penelitian ini digunakan robot PARO) terhadap lansia,
anak
anak dan orang yang menderita autis dan down syndrome didapatkan hasil bahwa 1)
wanita
lebih tertarik terhadap PARO dibanding laki laki 2) Orang yang menyukai hewan
melihat
PARO dengan sisi positif 3) anak anak lebih suka bermain dengan PARO 4)
PARO
mampu memberikan efek positif terhadap depresi yang dialami lansia (Shibata
Takanori,2004).
Dari hasil penelitian ini kemudian dikembangkan bentuk robot nurse yang
lebih
variatif baik dalam bentuk maupun fungsi.
2.2
Model Robot Nurse dan Fungsinya
Secara
garis besar robot nurse terbagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:
a.
Assistive robotic (AR) sebagian besar diasosiasikan sebagai robot yang
membantu orang
dengan
keterbatasan fisik melalui interaksi fisik.Contoh dari AR antara lain adalah
wheelcahir
robot dan alat bantu gerak yang lain,robot companion, manipulation
arms
dan
robot edukasi. AR banyak digunakan di lingkungan sekolah,rumah dan hospital
(David
Feil-Seifer and Maja J Matari´,2005)
b.
Socially Interactive Robotics (SIR) adalah robot yang mempunyai beberapa
pola
interaksi.Istilah
SIR digunakan untuk membedakan fungsi interaksi dengan robot yang
dioperasikan
secara jarak jauh oleh manusia pada robot dengan sistem human robot
interaction
(HRI).SIR memiliki semacam pola interaksi sendiri melalui suara dan
gesture
yang mereka gunakan (David Feil-Seifer and Maja J Matari´,2005).
c.
SAR (Socially Assistive Robotics) adalah gabungan dari bentuk
AR dan SIR. SAR
adalah
robot yang menyediakan bantuan pada user , tetapi bantuan tersebut
spesifik bisa
didapatkan
apabila terjadi interaksi sosial antara SAR dan user. SAR hampir sama
dengan
SIR, bedanya SIR bertujuan untuk mengembangkan interaksi yang dekat dan
efektif
seperti hubungan pertemanan antara robot dan user, sedangkan SAR
bertujuan
membina
hubungan yang dekat dan efektif untuk pemberian bantuan dan pencapaian
progres
yang terukur pada masa penyembuhan, rehabilitasi dan pembelajaran. (David
Feil-Seifer
and Maja J Matari´,2005).
Contoh
robot perawat yang sudah dikenal antara lain:
· Companion adalah robot setinggi 4 kaki yang dilengkapi dengan
roda dan LCD.
Companion
dioperasikan untuk memberikan pelayanan pada pasien alzheimer dikota
Silverado.Amerika
Serikat.Companion akan beraksi seperti dual webcam dan berubah
secara
otomatis kepada siapa yang membutuhkan,pasien atau tenaga kesehatan.Robot
dioperasikan
secara jarak oleh seorang perawat atau tenaga kesehatan dan pasien bisa
melihat
muka perawat melalui LCD dan memberikan instruksi pada robot melalui
microphone
yang terintegrasi pada companion,gerakan companion sendiri bisa
dimapulasi
dengan joystick oleh operator.( Nuno Otero,2008)
· Robot Nurse Unit adalah robot yang didesain
untuk memberikan pelayanan rehabilitasi
dan
terapi fisik pada pasien paraphlegi di teheran,Iran. Robot ini dioperasikan
dengan
sistem
genetic algoritma untuk dapat bergerak sesuai dengan keinginan pengguna.
(Ali
Meghdari
et.al,2004)
· DO-U-MI adalah robot perawat yang digunakan untuk memberikan
asuhan pada pasien
lansia
dan cacat.Robot ini didesain untuk membantu pasien bergerak secara independen
dalam
ruangan.Robot ini juga dilengkapi dengan convenient man-machine interface
untuk
memudahkan robot mengenali wajah dan suara user-nya sehingga bisa
mendeteksi
lokasi dimana user berada. Robot ini juga dilengkapi dengan musik, film
dan
email yang terintegrasi sebagai hiburan.( Hyun Keun Park et.al,2006)
· Wearable Power Assist System adalah sistem
kontrol yang dapat dipakai untuk
membantu
seseorang mengangkat beban berat,seperti pada pasien yang tidak mampu
bergerak
mengangkat tubuh sendiri.alat ini dapat dimatikan dan dihidupkan sesuai
kebutuhan (Satoshi
Kawai et al.2004)
· RIBA(Robot for Interactive Body) .
RIBA adalah robot nurse yang digunakan sebagai
asisten
perawat, yang mampu mengerjakan pekerjaan fisik seperti menggendong dan
memindahkan
pasien, mendudukkannya di kursi roda, atau menuntun pasien ke dalam
toilet.RIBA
bisa mengangkat pasien sampai dengan berat 61 kg .RIBA merupakan
pengembangan
lebih lanjut dari generasi sebelumnya yaitu RI-MAN (Corey
Binns,2010)
Gbr.
Robot RIBA
2.3
Penggunaan Robot Perawat dalam Asuhan Keperawatan
Penggunaan
robot perawat dalam asuhan keperawatan membawa beberapa telah dikaji oleh
beberapa
peneliti dengan hasil beragam. Seperti yang sudah dibahas dalam latar belakang
bahwa
robot nurse pertama kali diciptakan karena adanya peningkatan angka harapan
hidup
dan penurunan angka pertumbuhan penduduk yang menyebabkan para lansia
menjadi
kesepian dan depresi. Robot nurse diciptakan tidak langsung berbentuk manusia
nanum
awalnya berbentuk hewan seperti kucing dan anjing karena asumsi bahwa binatang
tersebut
adalah teman setia dari manusia. (Will Tagart 2006). Penggunaan tenagan robot
perawat
juga dicetuskan karena kurangnya sikap caring pada perawat terhadap pasien yang
dirawat
(Jane Tenking,2010)
Dari
penelitian awal yang dilakukan Shibata (2004) didapatkan hasil bahwa robot
nurse
berbentuk
binatang laut PARO membawa beberapa aspek positif pada responden yang
meliputi
lansia,anak anak dan orang dengan autis dan down syndrome yaitu 1) wanita lebih
tertarik
terhadap PARO dibanding laki laki 2) Orang yang menyukai hewan melihat PARO
dengan
sisi positif 3) anak anak lebih suka bermain dengan PARO 4) PARO mampu
memberikan
efek positif terhadap depresi yang dialami lansia.Namun pada penelitan lanjut
yang
dilakukan oleh Will Tagart (2006) terhadap para lansia didapatkan hasil bahwa
walaupun
para lansia memberikan reaksi yang beragam terhadap PARO,namun mereka
tetap
memilih untuk berinteraksi dengan manusia dibanding robot.
Penggunaan
robot nurse kemudian berkembang bukan lagi menjadi sekedar teman atau
mainan
untuk mengatasi kesepian,namun menjadi asisten yang membantu tugas perawat
seperti
robot nurse yang bisa mengangkat pasien (RIBA), robot nurse yang membantu
pasien
untuk mobilisasi dalam ruangan (DO-U-MI),robot nurse untuk melayani pasien
yang
tidak bisa bepergian jauh namun butuh konsultasi (Companion) dan beberapa
contoh
penggunaan
robot nurse untuk membantu perawat dalam manajemen asuhan keperawatan.
Penggunaan
robot nurse dalam proses rehabilitasi contohnya adalah penggunaan SAR
(Socially
Assistive Robotics) pada enam pasien rehabilitasi stroke and trauma brain
injury
ringan
untuk meningkatkan fungsi tubuh akibat lesion – induced hemiparesis dan
hasilnya
adalah
terjadi interaksi positif antara SAR dan user dalam meningkatkan fungsi organ
bagian
atas yang mengalami hemiparesis, namun untuk ini masih akan diujicoba pada
populasi
yang lebih besar untuk mengatasi efek “novelty” (Maja Mataric,2004)
Penggunaan
robot nurse juga sudah merambah kearea spisifik yang membutuhkan
ketrampilan
lebih seperti ruang operasi, dengan diciptakannya robot pengganti scrub nurse
untuk
menghantar dan mengambil forsep pada operasi laparaskopi.Robot digerakkan
dengan
perintah suara dari operator bedah dan robot ini sudah direkomendasikan sebagai
pengganti
scrub nurse pada tindakan pembedahan (Kazuto Takashima,2008)
Pada
akhirnya nanti para robot nurse ini akan didesain untuk memberikan berbagai
macam
tindakan
seperti pembedahan dan intervensional dalam tindakan operasi, pengganti
kekurangan
atau melengkapi fungsi tubuh yang hilang, penyembuhan dan rehabilitasi,
terapi
behavioral,pemenuhan kebutuhan perseorangan dalam populasi khusus dan promosi
kesehatan
(Maja Mataric et al,2008).
Pada
jurnal Nursing standard vol 24 no 8 (2009) digambarakan bahwa tugas perawat
pada
abad
ke 21 akan digantikan oleh para robot perawat ini. Ada robo-nurse di UK yang
bekerja
untuk mengepel lantai dan mengumpulkan obat, ada Louise,robot perawat di Amerika,
yang ramah, caring dan good listener. Louise akan mendatangi pasien yang akan
pulang
dan menjelaskan apa saja yang harus pasien lakukan dirumah serta menjawab
semua
pertanyaan pasien. Bahkan pada evaluasi awal di RS mengenai pelayanan
perawat,pasien
lebih memilih Louise dibanding perawat sungguhan. Para pengelola rumah
sakit
di US juga mengatakan bahwa mereka lebih memilih para robot perawat ini karena
akan
lebih meningkatkan penghasilan rumah sakit.
Namun
robot tetaplah robot,bukan manusia. Walaupun dirancang dengan sesempurna
mungkin
untuk dapat dipergunakan dengan aman,murah dan efesien tetaplah robot
memiliki
banyak kekurangan antara lain:
a.
System error: terjadinya gangguan pada sistem yang mengatur perilaku robot
mengakibatkan
robot menjadi liar seperti yang terjadi pada Waldo (robot perawat
di
California ang bertugas mendistribusikan obat obatan dari lantai ke lantai).
Waldo
tiba tiba bertingkah liar sejak keluar dari ruang farmasi dan melukai seorang
dokter
yang sedang memeriksa pasien di radiasi onkologi (Nursing standard vol 24
no
8,2009)
b.
Robot tidak memiliki sense of caring seperti layaknya manusia. Sebuah robot
yang
bertugas
memberi makan pasien hanya akan memberikan makanan pada pasien
secara
sabar sembari menunggu sampai 20 kunyahan, namun robot tidak bisa
menanyakan
apakah rasa makanan enak,apakah ada kesulitan menelan dll (Roger
Napthine,1997)
c.
Robot tidak mempunyai “sense of humor”. Robot disetting dengan tugas
terntentu
dan
bereaksi terhadap sensor tertentu sehingga robot tidak bisa membedakan antara
instruksi
dengan candaan. (Roger Napthine,1997)
Dari
beberapa keuntungan dan kerugian akan penggunaan robot perawat disini ada hal
yang
harus dipertimbangkan oleh para pengelola rumah sakit saat akan mengganti tugas
perawat
dengan perawat robot bahwa asuhan keperawatan adalah sebuah hubungan caring
yang
unik dan tidak tergantikan oleh sebuah mesin bernama robot perawat.
Pertimbangan ekonomi awalnya memang akan lebih menguntungkan apabila
menggunakan
robot perawat ini (lebih banyak pasien, sedikit staff,sedikit waktu dan
penghasilan
yang banyak) namun kepuasan jiwa dan kehangantan asuhan yang diberikan
oleh
perawat manusia tentu berbeda dengan asuhan oleh perawat robot.
Kemudian
pemikiran lebih lanjut bahwa penggunaan robot perawat ini akan banyak
memakan
tempat, berapa centimeter space yang diperlukan oleh robot perawat ini untuk
masuk
kerungan pasien,berdiri disamping tempat tidur pasien dan robot perawat ini
juga
bisa
saja meluncur tanpa kendali pada lantai yang licin. (Roger Napthine,1997)
3
Pembahasan dan rekomendasi
Penggunaan
robot perawat akan memberikan dampak yang sangat besar pada dunia
keperawatan
antara lain apabila terjadi pergeseran fungsi perawat oleh para robot perawat
ini
akan membuat tenaga perawat menjadi murah sehingga penghasilan perawat menjadi
turun.
Bahkan disebutkan di Jepang sudah mulai dilakukan standarisasi untuk para robot
perawat
ini supaya lebih aman dan efektif (www.detiknet.com. 29
Maret 2009) serta untuk
mengurangi
kebutuhan tenaga kerja perawat dari luar negeri,dalam hal ini berarti
permasalahan
dalam dunia keperawatan menjadilebih bertambah yaitu masalah lapangan
kerja
yang akan semakin sempit karena tergeser oleh pernggunaan robot
Penggunaan
robot perawat sebagai pengganti tugas perawat bisa saya terima apabila robot
perawat
tersebut mampu memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:
a.
Robot perawat tersebut secara otonom bebas dari segala pemrograman ataupun
operator
mesin
b.
Ketika seseorang dapat menganalisis atau menjelaskan bahwa tingkah laku robot
perawat
tersebut benar benar merupakan keinginan dari robot itu sendiri untuk berbuat
buruk
ataupun baik
c.
Robot perawat mampu bertingkah laku sopan dan mengerti akan akan tanggung jawab
terhadap
orang lain ataupun profesi lain.
Hal
yang tidak bisa untuk dipenuhi sampai saat ini, sehingga menurut saya
penggatian
perawat
manusia dengan perawat robot tidak bisa diterima dalam arti sebenarnya.
Perawat
robot bisa diterima untuk penggunaan minimal atau tindakan membantu tugas
perawat
seperti penggunaan kartu elektrik untuk penyimpanan obat obatan,kain kain,
membagikan
makanan dll, namun tidak untuk memberikan asuhan keperawatan secara utuh
Penggunaan
robot perawat lain yang bisa diterima adalah untuk bidang edukasi. Perawat
yang
belum kompeten bisa berlatih dengan menggunakan robot perawat yang mirip
manusia
ini dan berinteraksi dengan mereka sehingga kemampuan individual mereka
meningkat
Daftar
Pustakar
· Shibata, Takanori. (2004). "An Overview of Human Interactive
Robots for
Psychological
Enrichment." Proceedings of the IEEE. 91(11).
· Nuno Otero, Joe Saunders, Kerstin Dautenhahn, and Chrystopher L.
Nehaniv . Teaching
robot
companions: the role of scaffolding and event structuring ,Connection
Science.Vol.
20, Nos. 2–3, June–September 2008, 111–134
· Corey Binn. Rise of the helpful machine.,Popular science, August
2010 dalam
· Satoshi Kawai, Keitaro Naruse, Hiroshi Yokoi, and Yukinori
Kakazu ., An Analysis of
Human
Motion for Control of a Wearable Power Assist System. Paper: Rb16-3-02-2101
(Received
January 22, 2004; accepted February 2, 2004)
· Nursing standard Journal. vol 24 no 8 ::Oct 28, 2009.
22 – 23
· Michael R. Cohen, Medication Error. Nursing2005, Volume 35,
Number 1 hal 11-12
dalam
www.nursing2005.com
· RIKEN (The Institute of Physical and Chemical Research)
Realization of Transfer
Operations
by Nursing-care Assistant Robot “RIBA” August 27, 2009 dalam
· Jane Tanking,Nursing Caring Behavior. The Kansas Nurse
Vol. 85, No. 4 May-June
2010
· Kazuto Takashima Hiromichi Nakashima a, Toshiharu Mukai a and
Shuji Hayashi b
Scrub
Nurse Robot for Laparoscopic Surgery Koninklijke Brill NV, Leiden and The
Robotics
Society of Japan, 2008
· Roger Napthine. Warning! Warning!Automation is here Volume 5 NO 1
Australian
Nursing
Journal · July 1997 hal 28-29
· Hyun Keun Park, Hyun Seok Hong, Han Jo Kwon, and Myung Jin Chung.
A Nursing
Robot
System for The Elderly and The Disabled.2006
· Francesco Cepolina, Rinaldo C Michelini. Robots in Medicine: A
Survey of in Body
Nursing
Aids. in Proc. of ISR 2004, 35 International Symposium on Robotics, Paris,
France
23-26 March 2004.
· Maja Mataric, Adriana tapus , Carolee Winstein, Jon Eriksson.
Socially Assistive
Robotics
for Stroke and Mild TBI Rehabilitation,2008
· Ali Meghdari, Hooman Hosseinkhannazer, Ali Selk Ghafari
Optimization and
Dynamic
Simulation of a Nurse Robot in Hospital Environment Using Genetic
Algorithm
2nd International Conference on Autonomous Robots and Agents.
Palmerston
North, New Zealand. December 13-15, 2004
· Will Taggart Sherry Turkle Cory D. Kidd An Interactive Robot in a
Nursing Home:
Preliminary
Remarks,2006
· Shibata, T., Tashima, T. and Tanie, K. (1999). "Emergence of
Emotional Behavior
through
Physical Interaction between Human and Robot," Proceedings of the 1999
IEEE
International Conference on Robotics and Automation
· David Feil-Seifer and Maja J Matari´c Defining Socially Assistive
Robotics In
proceedings
of the 2005 IEEE 9th International Conference on Rehabilitation Robotics
June
28 - July 1, 2005, Chicago, IL, USA, 465-468.
Penulis
: Dwi Kartika Rukmi, NPM 0906504695
Program
Pasca Sarjana Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2010