A.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan
atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar;
postulat.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan
mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus
perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan
tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya
tersebut.
Hipotesis efektif adalah hipotesis yang searah atau
mendukung judul, masalah, dan tujuan penelitian. Bila seseorang membuat
hipotesis yang tidak mendukung permasalahan yang diangkat maka ini menyulitkan
dirinya sendiri.
Untuk menguji hipotesis maka perlu mengumpulkan data
emperis. Contoh salah satu hipotesi di atas adalah memperkirakan adanya
hubungan antara karya as-Suyuthi dengan al-Zarkasyi maka hipotesis ini diuji
dengan data emperis.
Hipotesis yang baik, harus spesifik. Agar hipotesis bersifat
spesifik, konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat
diolah secara spesifik atau dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori
tertentu. Artinya hipotesis itu tidak mengambang, agar mudah dipahami.
Dengan demikian, hipotesis akan lebih operasional dan lebih
siap diuji secara emperis karena variabel-variabelnya data diukur. Namun
demikian, menurut sebagian peneliti sosial, dimungkinkan pula dalam sebuah
peneliti tidak ada hipotesis. Pendapat ini muncul karena adanya kekhawatiran
bahwa peneliti akan cenderung mencari data yang dapat membenarkan hipotesis
yang telah dibuat dan hanya akan menguji hubungan yang sudah jelas dengan
mengabaikan data lain yang tidak mendukung. Namun pendapat ini masih perlu diuji
kebenarannya, oleh karena dalam sebuah penelitian ditekankan bersifat obyektif
bagi seorang peneliti.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Cet. XII; Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet. VIII; Bandung:
Alfabeta, 2009). Soerjono, Pengatar Penelitian Hukum, (Cet. 3; Jakarta:
Universitas Indonesia, 1986). Tim Penyusun, Kamus Besar Indonesia, t.c;
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008). Muhammad Pabundu. Metode Penelitian Geografi,
(Cet. I; Jakarta: Grafika Offset, 2005). Wardiyanta, Metode Penelitian
Pariwisata, t.c; (Yogyakarta: Andioffset, t.th).
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari
penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya
”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan
ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.
B. Menyusun
Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan
mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya Asal dan
Fungsi Hipotesis.
Hipoptesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan
masalah yang akan kita teliti. Jadi, Hipotesis tidak jatuh dari langit secara
tiba-tiba.
Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai
harga suatu produk maka agar dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya
yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga.
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendektan, yaitu secara
deduktif, yaitu dengan ditarik dari teori. Suatu teori terdidi dari proposisi-proposisi,
sedangkan proposisi menunjukan hubungan antara dua konsep. Proposisi ini
merupakan postulat-postulat yang dari padanya disusun hipotesis.dan yang kedua
secara induktif yang bertolak dari pengamatan empiris.
Pada model Walaace tentang proses penelitian ilmiah telah
dijelaskan enjabarab tantabg hipotesis dari teori denagn metode deduksi logis.
Teori terdiri dari seperangkat proposisi, sedangkan proposisis menunjukan
hubungan diantara dua konsep. Bertitik tolak dari proposisi itu diturunkan hipotesisi
secara deduksi. Konsep-konsep yang berada dalam proposisi diturunkan dalam
pengamatan menjadi variable-variabel sebagaimana ditunjukan pada skema dibawah
ini
Hipotesis dapat juga disusun secara induktif. Drai
pengalaman kita dimasa lampau kita bisa menyusun hipotesis, yang ada hubungan
positif diantara hipotesis yang kita ajukan.
Sehubungan dengan penyusunan hipotesis ini , Deobald B. Van
Dallen mengemukakan postulat-postulat yang diturunkan daru dua jenis asumsi,
yaitu postulat yang disusun berdasarkan asumsi dari alam, dan postulat yang
berdasarkan asumsi proses psikologis. Postulat yang bersumber dari
kenyataan-kenyataan alam adalah :
1. Postulat jenis ( natural kinds)
Ada kemiripan diantara objek-objek individual tertentu yang
memungkinkan mereka untuk dikelompokan kedalam satu kelas tertentu. Dengan
postulat ini kita dapat menyusun hipotesis terhadap objek pengamatan tertentu,
apakah ia termasuk kelompok x atau kelompok y
2. Postulat Keajekan (constansi)
Dialam ini ada hal-hal yang menurut pengamatan kita selalu
berulang dengan pola yang sama. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman ini kita
mempunyai alas an untuk menduga hal yang sama.
3. Postulat Determinisme
Ada postulat sebab akibat yang menyatakan bahwa suatu
peristiwa terjadi karena sesuatu atau beberapa sebab. Postulat ini dipakai
untuk menyusun suatu hipotesis untuk menersngksn peristiwa tertentu.
C. Kerangka Hipotesis
Jumlah Variabel yang tercakup dalam suatu hipotesis dan
bentuk hubungan diantaravariabel-variabel itu sangat menentukan dalam
menentukan alat uji hipotesis. Hipotesisi yang hanya terdiri dari atas satu
variable akan diuji dengan Univariate Analysis, contohnya sebagai berikut :
persepsi remaja terhadap kepemimpinan yang demokratis cukup
tinggi. (Variabel Ordinal)
Prestasi studi mahasiswa ditahun pertama cukup rendah.
(variable interval)
Ada juga hipotesis yang mencakup dua variable, yang akan
diuji melalui bivariate analysis. Contoh :
Ada hubungan yang signifikan antara persepsiterhadap
kepemimpinan dengan pola asuhdalam keluarga dikalangan remaja. (variable
nominal)
Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi
studi dikalangan mahasiswa. (Variabel satu diukur debgan skala interval,
variable dua diukur dengan skala nordinal).
Salah satu variable pada hipotesis dengan bivariate analisis
itu berfungsi sebagai variable yang dijelaskan atau variable tidak bebas, dan
yang satunya berfungsi sebagai variable yang menerangkan atau variable bebas..
Misalkan variable y dapat diterangakn oleh variable x1, tetapijuga dapat
diterangkan oleh x2 terlepas dari x1 dan dapat juga dijelaskanoleh variable x3
terlepas dari x1 dan x2, ketiga variable bebas yang menerangkan variable tidak
bebas itu terdiri atas 3 hipotesis, yaitu :
Hipotesis 1 : ada hubungan antara x1 dan y
Hipotesis 2 : Ada hubungan antara x2 dan y
Hipotesis 3 : Ada hubungan antara x3 dan y
D. Jenis Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan
hubungan dua variable akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan
perbandingan satu variable dari dua sample.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian
Hipotesis Kerja, atau disebut denagn hipotesis alyernatif,
disingkat Ha. Hipotesis keraj menyatakan adanya hubunagn antara variable X dan
Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok
Rumusan hipotesis kerja :
a. Jika………..maka…………..
Contoh :jika orang banyak makan, maka berat badannya naik
b. Ada perbedan antara…………..dan……….
Contoh : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk
desa dalam cara berpakaian.
c. Ada pengaruh ………….terhadap………….
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan
Hipotesis Nol (null hypotesis) disingkat ho
Sering disebut juga hipotesis statistic, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistic, yaitu diuji dengan
perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan perbedaan antara dua variable,
atau tidak adnya pengaruh variable x terhadap variable y.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara………….dengan……………
b. Tidak ada pengaruh ………………….terhadap………..
No comments:
Post a Comment